CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Minggu, 20 April 2008

Tanaman Obat



Menggunakan tanaman obat sebagai tanaman hias untuk mengisi taman di rumah kita adalah suatu langkah yang efektif. Selain kita bisa menikmati keindahan daun atau bunganya, sekaligus kita bisa mengambil manfaatnya jika sewaktu-waktu kita membutuhkan tanaman obat tersebut dikala kita sedang sakit. Tetapi, sudah amankah tanaman obat yang kita konsumsi bagi tubuh kita?

Selama ini kita memilih mengkonsumsi obat tradisional karena kita menganggap bahwa obat tradisional lebih aman daripada obat sintetis, karena obat tradisional minim efek samping. Sehingga jika kita konsumsi dalam jangka panjang tidak akan menimbulkan komplikasi dalam tubuh kita. Namun demikian, dalam perkembangannya sering dijumpai ketidaktepatan penggunaan obat tradisional karena kesalahan informasi maupun anggapan yang keliru terhadap obat tradisional dan cara penggunaannya, sehingga dalam beberapa kasus menimbulkan efek samping. Ada beberapa jenis tanaman obat yang memiliki khasiat hampir serupa bahkan dinyatakan sama. Sebaliknya untuk indikasi tertentu diperlukan beberapa jenis tanaman obat yang memiliki efek farmakologis saling mendukung satu sama lain. Walaupun demikian, karena sesuatu hal maka pada beberapa kasus ditemukan penggunaan tanaman obat tunggal untuk tujuan pengobatan tertentu. Hal ini akan berakibat fatal karena obat tradisional tersebut akan bereaksi negatif terhadap tubuh kita. Contohnya : - Daun Seledri / apium graviolens telah diteliti dan terbukti mampu menurunkan tekanan darah, tetapi pada penggunaannya harus berhati-hati karena pada dosis berlebih (over dosis) dapat menurunkan tekanan darah secara drastis sehingga jika penderita tidak tahan dapat menyebabkan shok. Oleh karena itu dianjurkan agar jangan mengkonsumsi lebih dari satu gelas perasan seledri untuk sekali minum. - Mentimun , takaran yang diperbolehkan tidak lebih dari 2 buah besar untuk sekali makan. - Gambir , untuk menghentikan diare, tetapi penggunaan lebih dari satu ibu jari bukan sekedar menghentikan diare bahkan akan menimbulkan kesulitan buang air besar selama berhari-hari. - Minyak Jarak / oleum recini digunakan untuk mengobati urus-urus, jika penggunaannya tidak terukur akan menyebabkan iritasi saluran pencernaan - Keji Beling / strobilantus crispus digunakan untuk mengobati batu ginjal, jika pemakaian melebihi 2 gram serbuk (sekali minum) bisa menimbulkan iritasi saluran kemih. Keji Beling yang digunakan untuk mengobati sakit Batu Ginjal ternyata pada pemerikasaan laboratorium pada beberapa pasien yan mengkonsumsinya dinyatakan bahwa dalam urinenya ditemukan adanya sel-sel darah merah (dalam jumlah) melebihi batas normal. Hal ini sangat dimungkinkan karena daun Keji Beling merupakan diuretik kuat sehingga dapat menimbulkan iritasi pada saluran kemih. Akan lebih tepat bagi mereka jika menggunakan daun Kumis Kucing / ortosiphon stamineus yang efek diuretiknya lebih ringan dan dikombinasi dengan daun Tempuyung / sonchus arvensis yang tidak mempunyai efek diuretik kuat tetapi dapat melarutkan batu ginjal berkalsium, dll. - Berdasarkan pustaka, tanaman Lempuyang ada tiga jenis: - Lempuyang Emprit / zingiber amaricans L - Lempuyang Gajah / zingiber zerumbert L. - Lempuyang Wangi / zingiber aromaticum L. Lempuyang Emprit dan Lempuyang Gajah berwarna kuning, berasa pahit dan secara empiris digunakan untuk menambah nafsu makan. Lempuyang Wangi berwarna lebih putih (kuning pucat), rasa tidak pahit dan berbau lebih harum, banyak digunakan sebagai komponen jamu pelangsing. Pada kenyatannya banyak penjual yang kurang memperhatikan hal itu, sehingga kalau ditanya jenisnya hanya mengatakan yang dijual lempuyang tanpa mengetahui apakah lempuyang wangi atau jenis yang lain. Obat tradisional yang berasal dari tanaman obat akan bermanfaat jika digunakan dengan cara : 1. Ketepatan takaran / dosis 2. Ketepatan waktu penggunaan 3. Ketepatan cara penggunaan 4. Ketepatan pemilihan bahan secara benar 5. Ketepatan pemilihan tanaman obat atau ramuan obat tradisional untuk indikasi tertentu. Kelebihan dan Kelemahan Obat Tradisional Pola penyakit di Indonesia mengalami pergeseran dari penyakit infeksi yang terjadi sekitar tahun 1970 kebawah ke penyakit-penyakit metabolik degeneratif ysng terjadi sesudah tahun 1970 sampai sekarang. Penyakit infeksi dalam pengobatannya memerlukan penanggulangan secara cepat dengan menggunakan antibiotika. Jika pengobatan menggunakan obat tradisional yang efeknya lambat, tentunya kurang efektif. Penyakit metabolik degeneratif penyakit baru yang ditimbulkan oleh gangguan metabolisme tubuh akibat mengkonsumsi berbagai jenis makanan yang tidak terkendali serta gangguan faal tubuh sejalan dengan proses degenerasi. Yang termasuk penyakit metabolik antara lain : diabetes (kencing manis), hiperlipidermia (kolesterol tinggi), asam urat, batu ginjal dan hepatitis. Sedangkan yang termasuk penyakit degeneratif antara lain adalah : rematik (radang persendian), asma (sesak nafas), ulser (tukak lambung), haemorrhoid (ambeien/wasir) dan pikun (Lost of memory). Untuk menanggulangi penyakit tersebut diperlukan pemakaian obat dalam waktu lama sehingga jika menggunakan obat modern dikhawatirkan adanya efek samping yang terakumulasi dan dapat merugikan kesehatan. Oleh karena itu lebih sesuai bila menggunakan obat alam atau obat tradisional, yang mempunyai kelebihan yaitu meskipun penggunaannya dalam waktu lama tetapi efek samping yang ditimbulkan relatif kecil sehingga dianggap lebih aman. Disamping berbagai keuntungan tersebut, obat tradisional juga memiliki berbagai kelemahan, yaitu : - Efek farmakologisnya lemah - Bahan baku belum standar - Bersifat higroskopis serta volumines - Belum dilakukan uji klinik - Mudah tercemar berbagai jenis mikroorganisme. Walaupun demikian, efek samping obat tradisional tidak bisa disamakan dengan efek samping obat modern. Pada tanaman obat terdapat suatu mekanisme yang disebut penangkal atau dapat menetralkan efek samping tersebut yang dikenal dengan istilah SEES (Side Effect Eleminating Subtanted). Contohnya : - Didalam Kunyit terdapat senyawa yang merugikan tubuh, tetapi di dalam kunyit itu juga ada zat anti untuk menekan dampak negatif tersebut. - Pada perasan air tebu terdapat senyawa saccharant yang ternyata berfungsi sebagai anti diabetes. Maka untuk penderita diabetes (kencing manis) bisa mengkonsumsi air perasan tebu, tetapi dilarang minum gula walaupun gula merupakan hasil pemurnian dari tebu. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menanggulangi kelemahan-kelemahan ini sampai ditemukannya bentuk obat tradisional yang telah teruji khasiat dan keamanannya, bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah serta memenuhi indikasi medis yaitu kelompok obat fitoterapi atau fitofarmaka.

0 komentar: